Bakesos Muhammadiyah Klaten Berbagi Santunan, Ajang Sambut Pengurus Baru yang Penuh Harapan

Klaten, 14 Juni 2025 – Suasana hangat menyelimuti agenda rutin bulanan Badan Kesra dan Sosial (Bakesos) Muhammadiyah Klaten, atau yang akrab disebut Senior Care Muhammadiyah Klaten, hari ini. Acara pemberian santunan yang penuh kebersamaan ini juga menjadi momen penting untuk memperkenalkan jajaran pengurus baru yang akan mengemban amanah hingga tahun 2030.
Makna Santunan: Lebih dari Sekadar Angka
Ketua Bakesos Klaten, H. Sarjoko, dalam sambutannya menyampaikan pesan menyentuh tentang hakikat santunan yang mereka berikan. “Jangan dilihat besar kecilnya, tapi rasa kepedulian,” tutur Pak Sarjoko, mengingatkan bahwa setiap rupiah yang disalurkan membawa serta perhatian dan kasih sayang. Kali ini, sebanyak 25 penerima manfaat merasakan langsung kebaikan ini, termasuk tiga orang yang tinggal di panti dan 22 lainnya yang berdomisili di berbagai penjuru Klaten.
Kegiatan rutin ini menjadi cerminan nyata dari komitmen Bakesos Muhammadiyah Klaten untuk senantiasa hadir dan peduli terhadap sesama, khususnya para lansia dan mereka yang membutuhkan uluran tangan.
Estafet Kebaikan: Pengurus Baru Siap Melanjutkan Perjalanan
Usai sesi santunan yang penuh kekeluargaan, perhatian beralih pada perkenalan pengurus baru Bakesos Muhammadiyah Klaten periode 2025-2030. Dengan wajah-wajah baru yang penuh semangat, mereka siap melanjutkan dan mengembangkan berbagai program kerja yang telah berjalan baik di bawah kepengurusan sebelumnya.
“Kami akan melanjutkan program kerja dari pengurus lama,” ujar salah satu perwakilan pengurus baru, menunjukkan tekad kuat untuk menjaga kesinambungan dan terus berinovasi dalam memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. Ini adalah wujud nyata bagaimana Muhammadiyah terus bergerak, memastikan roda organisasi sosialnya selalu berputar demi kemaslahatan umat.
Kegiatan ini sekaligus menegaskan peran strategis Bakesos Muhammadiyah Klaten sebagai bagian tak terpisahkan dari semangat madrasah dan lembaga pendidikan Islami yang tak hanya fokus pada ilmu, tetapi juga pada praktik nyata kepedulian sosial. (arifin/we)